Warung Bebas

Thursday, September 13, 2012

Bibiku Sayang Mentor Seksku Yang Seksi


Cerita Seks Dewasa - Kini aku sudah berusia 35 tahun dan sudah mempunyai seorang istri dan dua orang anak. Kisah yang kualami terjadi ketika aku berusia kurang lebih 25 tahun sewaktu aku masih menjadi salah seorang mahasiswa tingkat akhir. Waktu itu aku tinggal disalah satu tempat pemondokan (kost) bersama teman-teman mahasiswa yang lain kurang lebih sebanyak 20 orang. Untuk meringankan tugas kami sehari-hari, kami mempunyai seorang pembantu wanita (bibi) yang bertugas memasak, mencuci, dan menyapu. Usia bibi pada saat itu kurang lebih 40 tahunan, sudah bersuami dan mempunyai anak, putri sulungnya pada saat itu sudah SMA. Bibi bekerja di tempat kami dari pagi sampai sore (pagi-pagi datang dan sorenya pulang ke rumahnya). Karena bibi bekerja di tempat kami sudah cukup lama maka hubunganku dengan bibi cukup akrab. Aku tidak sungkan-sungkan lagi berbicara dengan bibi sampai menjurus kearah hal-hal yang berbau seks.

Pada suatu hari, pagi-pagi bibi datang dari pasar membawa belanjaan salah satunya berupa terong panjang berwarna ungu. Ketika bibi sedang memasak aku menemaninya ngobrol di dapur dan aku iseng menggoda bibi dengan menggunakan terong yang baru dibelinya dari pasar. Terong tersebut aku bentuk menyerupai alat kelamin laki-laki (penis) dengan cara memberikan bentuk kepala penis pada salah satu ujungnya. Setelah selesai, aku tunjukkan kepada bibi dan ia senyum-senyum saja melihat hal tersebut. Pada saat yang bersamaan penisku bangun, rupanya bibi tahu hal tersebut dari perubahan bentuk celana yang kupakai. Tiba-tiba tangan bibi memegang penisku dari luar celana, aku hanya bisa tersipu-sipu saja karena aku belum terbiasa melakukan hal itu. Perlu pembaca ketahui bahwa pada saat itu aku belum pernah melakukan hubungan seks meskipun aku sudah mempunyai seorang pacar yang berada di kampung kelahiranku. Aku dan pacarku hanya ketemu sekali dalam setiap enam bulan, pada saat aku mendapat liburan.

Setelah bibi memegang penisku tersebut, tanpa berkata-kata aku langsung pergi ke kamar dan beberapa saat kemudian bibi menyusulku ke kamar. Di dalam kamar aku menunjukkan sebuah foto porno kepada bibi, maksudnya aku ingin mengajak bibi berhubungan dengan gaya seperti pada photo tersebut. Tetapi bibi malah keluar dari kamarku tanpa berkata-kata sepatahpun, aku merasa malu jadinya. Beberapa menit kemudian bibi datang lagi ke dalam kamarku, tanpa kusadari tiba-tiba aku dan bibi sudah saling berpelukan sambil berdiri. Aku langsung membuka resluiting celana dan mengeluarkan penisku yang sudah menegang. Kemudian aku mengangkat rok dan celana dalam bibi, kuturunkan sedikit kemudian aku langsung memasukkan penis ke dalam liang surganya. Ternyata liang kewanitaannya sudah sedikit longgar sehingga aku tidak mengalami kesulitan untuk memasukinya. Baru beberapa saat tiba-tiba ada temanku yang ribut-ribut di luar, aku dan bibi secepatnya untuk berhenti berhubungan dan selanjutnya bibi kembali ke dapur.

Siang harinya ketika teman-teman kostku sedang tidur siang, bibi kembali lagi ke dalam kamarku. Tanpa berkata-kata aku langsung saja membuka resluiting celanaku dan selanjutnya aku angkat lagi rok yang dipakainya dan melakukan hubungan seks sambil berdiri. Baru beberapa menit aku sudah keluar, kelihatannya bibi belum puas aku dapat merasakannya dari raut wajahnya.

Besoknya sepulang dari kuliah setelah makan siang, aku langsung ke kamar dan kugunakan obat yang dioleskan pada kepala penis. Obat tersebut sebelummya aku sudah menyimpannya, kebetulan teman kostku ada yang menjatuhkannya di halaman dan aku menyimpannya. Setelah beberapa menit kemudian ketika teman-teman kostku sedang istirahat siang, bibi kembali lagi ke kamarku. Tanpa basa-basi lagi aku langsung mengajaknya untuk bersetubuh. Pada hubungan hari kedua tersebut karena aku memakai obat, kami dapat melakukan permainan seks yang cukup lama. Aku dapat merasakannya bahwa bibi mencapai orgasme sehingga pada hubungan hari kedua tersebut kelihatannya bibi betul-betul puas.

Selanjutnya setelah kejadian itu, hubunganku dengan bibi semakin akrab saja. Atas saranku, bibi kalau kerja selalu menggunakan rok yang cukup longgar sehingga memudahkan pada saat melakukan persetubuhan. Hubungan seks yang kami lakukan sebagian besar pada siang hari pada saat teman-teman sedang tidur siang. Pernah sekali-sekali pada pagi hari sepulang bibi dari pasar kalau teman-teman belum bangun pagi. Aku dan bibi melakukan hubungan badan selalu dalam kamar dan tidak pada ranjang karena takut ranjangnya berbunyi, maklum ranjangku terbuat dari besi yang sudah agak tua. Pernah suatu hari bibi mengajakku melakukan hubungan di dalam kamar mandi tetapi aku menolaknya karena takut ketahuan oleh teman-teman yang lain.

Belakangan atas pengakuan bibi aku baru tahu bibi dalam rumah tangganya mengalami persoalan dalam berhubungan seks dengan suaminya. Kata bibi, suaminya cepat sekali keluarnya sehingga bibi jarang mencapai orgasme. Padahal dari hubungan yang kulakukan dengannya selalu berakhir dengan puncak kenikmatan. Setelah sering melakukan hubungan seks dengannya, aku jarang lagi menggunakan obat sehingga sering kami mengalami orgasme hampir bersamaan. Setelah beberapa lama aku dan bibi melakukan hubungan badan, bibi malah menganggapku sebagai suaminya yang kedua karena kepuasan yang kuberikan dapat menggantikan suaminya. Untuk menghindari kecurigaan suaminya, aku sarankan pada bibi agar sikapnya terhadap suaminya tidak berubah terutama dalam melakukan hubungan seks. Bibi menuruti saranku, malah setelah menjalin hubungan denganku, perlakuan bibi terhadap suaminya menjadi semakin mesra untuk menghindari kecurigaan.

Bibi adalah guru bagiku dalam hal berhubungan seks. Berbagai posisi telah diajarkannya padaku diantaranya, aku duduk dan bibi di atasku, bibi nungging sambil berdiri, bibi tidur di atas meja, aku duduk diatas kursi, dll. Kalau bibi sedang haid, bibi selalu memberikan blow job kepadaku. Hubungan yang kurasakan paling berkesan adalah pada suatu malam dimana aku dan teman-teman mengadakan acara di luar rumah sehingga rumah kosong sama sekali, kami meminta bibi untuk menjaga rumah sampai tengah malam. Aku sengaja pulang lebih awal kebetulan di rumah hanya ada bibi sendirian. Aku dan bibi langsung menuju tempat tidur setelah mengunci seluruh pintu masuk. Kami melakukan hubungan seks yang cukup lama sehingga bibi dapat mencapai orgasme beberapa kali. Setelah di tempat tidur kemudian pindah ke sofa ruang tamu sampai menjelang teman-teman pulang tengah malam.

Demikianlah hubunganku dengan bibi berlanjut kurang lebih satu tahun sampai akhirnya aku lulus dan pindah ke kota lain. Selama itu aku dan bibi melakukan hubungan seks tidak kurang dari 100 kali dalam berbagai posisi. Suatu saat pernah kuungkapkan pada bibi bahwa aku bermaksud berpacaran/kawin dengan salah seorang putrinya sehingga dengan demikian aku dan ibunya (bibi) dapat menjalin hubungan terus, tetapi bibi tidak menyetujui rencanaku tersebut.
Sampai saat aku menulis pengalamanku ini, aku belum pernah berjumpa lagi dengan bibi. Kadang-kadang aku sangat merindukan saat-saat indah yang pernah kami alami.

Saturday, September 1, 2012

Mahasiswi Kekasih Seksku - Cerita Seks Mahasiswa


Namaku D, aku dipaksa kawin demi kelancaran bisnis orang tuaku. Istriku dari keluarga kaya, menghabiskan uang bapaknya terus, dan tidak pernah menghargaiku. Setelah 3 tahun kawin tanpa anak, aku pilih cerai dan pergi dari kota asalku B. Aku sebagai insinyur arsitek kemudian bekerja di kota J sebagai pemborong kecil-kecilan. Aku juga bekerja sebagai asisten di Universitas T. Dalam umur 31 tahun ini, barulah aku merasakan hidup bebas, meskipun tidaklah kaya secara materi.

Saat itulah aku bertemu dengan M, mahasiswi tahun ke-2, umur 21, anak kost asal S. Tinggi badan 167 cm, dada & pantat berisi. Kulit putih bersih tipikal orang Cina. Mata sipit tapi cantik dengan bibir merekah dan rambut sebahu. Meskipun tertarik, aku tidak banyak harap, kami berbeda suku, agama, dan tingkat ekonomi.

Situasi berubah ketika dia menyatakan berminat bekerja sebagai desainer untuk proyek pribadiku. Pikirku, anak orang kaya kok mau kerja, tidak seperti ex-istriku. Harus kuakui, dia punya bakat seni gambar desain yang bagus. Aku langsung setuju. Aku cari proyek, aku dan dia menggabungkan ide untuk gambar desain ruang. Kami membicarakan proyek di kampus setelah orang lain pulang. Sebagai laki-laki yang lama tidak merasakan nafkah batin, hal ini benar-benar menggodaku. Apalagi setelah itu kami sering bekerja berdua di rumah kontrakanku. Aku juga punya 2 pekerja lain, namun mereka biasanya kerja di lapangan dan jarang di rumah. Aku suka melihat belahan dadanya yang putih ketika dia menggambar sambil membungkuk. Ingin rasanya kuremas dan kuhisap puting susunya. Aku sering berjalan di belakangnya. Ingin kuremas pantatnya yang lagi nungging dan kuselipkan penisku di antaranya. Namun aku tidak ingin menyakiti perasaannya.

Hari itu dia sudah hampir pulang naik bis kota. Aku terima telepon, aku mendapatkan proyek besar. Ini berasal dari client lama karena puas dengan kerja kami. Aku bilang, ini karena jasamu, kita memang tim yang kompak. Apa kamu mau jadi partner bisnisku seterusnya. Dia cuma tersenyum. Kalau lebih dari itu, tanyaku nekad. Dia diam saja. Aku terus peluk tubuhnya dan kucium bibirnya yang merekah. Dia tidak menolak.
"Apa kamu tahu latar belakang hidupku", tanyaku.
Dia jawab "Ya, S (pegawaiku yang lain) cerita banyak".
"S memang banyak ngomong", kataku. "Kamu terus bagaimana", lanjutku.
Dia bilang, aku tidak peduli, aku suka orang yang kerja keras. Keluargaku kaya tapi pada manja, itu sebabnya aku kuliah di luar kota. Ternyata kami berdua memang benar-benar cocok
"Apa kamu pernah pacaran", tanyaku.
"Belum", jawabnya.
"Mau saya ajari", tantangku. Tanpa menunggu jawabannya, aku langsung hisap bibirnya dan kugelitik lidahnya. Aku terus remas pantatnya, nikmat dan padat. Kurapatkan dadaku ke dadanya yang kenyal. Juga kuganjalkan penisku yang sudah tegang ke selangkangannya. Dia jadi gelagapan dan bingung. Tangannya meremas-remas dari rambutku sampai punggung dan pantatku.
"Mau terus", tanyaku.
Dia bilang, "Jangan..." Aku terus mundur, karena aku menghormatinya.

Pada suatu hari, aku tidak mampu menahan nafsuku lagi. Waktu itu malam minggu jam 8-an. Kami membicarakan desain gambar di rumahku. Entah bagaimana kita jadi berciuman sambil berdiri dan saling meremas. Dia pakai rok terusan. Tanganku merogoh ke balik roknya. Dia menolak kaget, ini pertama kali aku menjamah tubuhnya secara langsung. Aku sudah nekad, dengan pengalamanku yang segudang aku taklukkan dia. Kedua tanganku merogohi dan meremasi pahanya sampai ke atas, perut, dan dada. Kuangkat roknya tinggi-tinggi. Badannya benar-benar putih dan mulus. Aku belum pernah melihat pemandangan seperti ini. Aku berlutut menciumi paha dan perutnya. Dia benar-benar tidak berdaya. Kulepas zipper di punggungnya, dengan sekali angkat, lepas rok itu dari tubuhnya. Kulepas BH-nya, kujilati susunya yang montok putih. Kuhisap puting susunya yang masih perawan, warnanya coklat muda. Tanganku meremas susu satunya dan menggerayangi tubuhnya yang halus. Kutarik CD-nya sampai ke bawah kaki. Dia kaget dan bilang jangan. Namun sebelum sempat mengelak, aku cepat-cepat berlutut. Kujilati liang kenikmatannya dan kugelitik clitorisnya. Rambut kemaluannya halus, liang kewanitaannya merah muda dan harum baunya. Kujejal-jejalkan dan kukorek-korek lidahku di dalam liang kewanitaannya. Cairannya banyak, aku lahap semua. Sementara itu tanganku meremas-remas pantatnya yang putih padat.

Dengan sekali angkat dia sudah berada di atas meja gambarku. Kedua pahanya mengangkang, sementara tubuhku berdiri di antaranya. Cepat-cepat kubuka baju, celana, dan CD-ku. Kita sekarang sama-sama telanjang. Kakinya terus kuatur melingkar di pinggangku. Penisku kuarahkan ke liang senggamanya. Dia tak mampu menolak lagi. Dengan mata was-was, dia memandang penisku yang mendekati liang senggamanya. Aku masukkan kepalanya dulu dan kuayun pelan-pelan. Dia merinding dan tambah ngos-ngosan. Kusodokkan lebih dalam lagi, dan kurasakan selaput daranya robek. Dia menjerit sambil mempererat pegangan tangan dan kakinya. Aku berhenti dulu untuk memberi dia kesempata bernapas. Kemudian kuayun pelan-pelan sambil terus kumasukkan penisku sampai mentok. Dia melihat selangkangannya dengan takjub, baru menyadari kalau penisku sudah terbenam di perutnya. Selangkanganku yang hitam menempel erat dengan miliknya yang putih. Kuayunkan penisku pelan-pelan. Matanya yang sipit tambah sipit karena merem keenakkan. Aku ayun penisku lebih cepat, mulutku menghisap susu dan bibirnya bergantian, tanganku meremas erat pinggul dan pantatnya.

Dihadapanku adalah tubuh putih mulus menggeliat-geliat menahan desakan tubuhku yang hitam. Inilah impianku sejak dulu. Mungkin karena sudah lama tidak berhubungan, aku merasakan akan keluar. Aku tahan dengan cara rileks, aku tunggu dia sampai puncak. Beberapa saat kemudian aku melihat wajahnya berubah menahan ngilu yang amat besar. "Aduh, aduh", katanya. Aku percepat ayunan penisku sampai meja gambarku berderit-derit. Kemudian aku merasakan lahar panas keluar di dalam liang liang surganya, tepat di mulut rahimnya. Dia menjerit sambil mencakar pundakku. Badanku kejang, "aduh M", kataku, aku keluar. Kurasakan juga cairan hangat dari dalam liang kewanitaannya membasahi penisku dan selangkangan kami berdua. Nikmat sekali, jauh lebih nikmat daripada ex-istriku dulu yang berkulit hitam sepertiku. Setelah itu kami berpelukan lama di atas meja gambar. Dia nangis.
"Apa kamu marah", tanyaku.
"Tidak", katanya. Pandangan kami berdua tertumpu pada banyak cairan bercampur darah di atas meja gambarku.
"Sexnya orang arsitek", kataku. Kami berdua terus ketawa bersama sambil berpelukan.

Hari-hari selanjutnya kami isi dengan acara seks yang lebih panas. Aku ajarkan dia cara KB. Aku ajari dia beberapa posisi baru. Kami melakukannya di atas kasur tidur, sofa, dan di kamar mandi. Meja gambar sudah tidak pernah kami pakai lagi, kecuali untuk menggambar tentunya. Oh, ya aku juga mengajarinya felatio. Aku suka lihat bibirnya yang merekah dan pipinya yang putih menghisap penis hitamku.

Dua tahun yang lalu dia lulus, dan kami terus menikah. orang tua kami tidak setuju, tapi kami tidak peduli. Dalam hal agama, dia setuju mengalah. Dalam masa krismon ini, kami jarang sekali mendapatkan proyek. Tapi kami tidak takut, karena kami sudah biasa hidup sederhana dan kerja keras. Lagi pula, kami sudah punya banyak tabungan. Suatu hari nanti kondisi pasti membaik.